Pelajaran Berharga Dari Anak Kecil

Oleh : Ahmad Budi Ahda, Lc. 

Saat saya menulis tulisan ini, saya adalah ayah dari 2 orang putri, anak saya yang pertama berumur 7 tahun, yang kedua berumur 2 tahun, ada pelajaran yang sangat penting yang saya ambil saat kedua anak saya berada dalam masa belajar berdiri.

sering saya menyaksikan anak saya jatuh bangun ketika belajar berdiri, jatuh bangun lagi, jatuh lagi bangun lagi, jatuh lagi bangun lagi, sehari kalau saya hitung ada puluhan kali, dan itu berlangsung selama kira kira 2 bulan, hari harinya dilalui dengan jatuh bangun.

yang saya kagumi dari seorang anak balita ini adalah saya tidak menjumpai raut muka putus asa sama sekali, dan tidak menjumpai tanda tanda untuk menyerah berdiri padahal sudah jatuh ratusan atau bahkan mungkin ribuan kali, dan pada akhirnya sang anak inipun mampu berdiri bahkan mampu berlari.

Tuhan Yang Hilang

Kemudian, saat putri pertama saya sedang belajar naik sepeda, saya juga mengamati, hampir setiap hari saya latih untuk naik sepeda, dalam waktu beberapa hari muncullah kalimat dari si kecil : yah... sepertinya saya tidak bisa naik sepeda deh...!! saya sudah mencoba berulang ulang tapi ndak bisa, kalau saya ndak bisa naik sepeda gimana?

Saya kaget... rupanya saat sang anak berada dalam taraf kemampuan berpikir tingkat lanjut, kemampuan untuk berpikir putus asa dan berpikir untuk menyerah juga muncul, seketika saya bilang "sudahlah coba terus saja, jatuh bangun lakukan terus, kalau hari ini ndak bisa, coba besok lagi, kalau besok ndak bisa coba lagi besoknya, gitu terus pasti akan bisa. baru setelah saya nasehati seperti itu dia kembali semangat, dan sekarang sudah lancar naik sepeda.

Dari sini saya mendapatkan pelajaran yang begitu berharga, apa jadinya jika Tuhan memberikan rasa putus asa pada anak 1 tahun? saya rasa jika anak usia 1 tahun memiliki rasa putus asa pasti kita semua yang membaca tulisan ini dan semua species manusia akan berjalan dengan "ngesot" tidak mampu berdiri apalagi berjalan, itu karena saat manusia berlajar berdiri dan terjatuh setelah mencoba beberapa kali pasti akan putus asa, menyerah.

Dari anak kecil itu kita juga paham rumus sukses dan bangkit bahkan rumus berlari, rumusnyayaitu coba gagal, coba gagal, coba gagal, coba lagi gagal lagi, coba lagi gagal lagi, gagal lagi terus gagal dan gagal terus, terus terusan gagal, jatuh bangun lagi, jatuh terus menerus ribuan kali, barulah kemudian akan berdiri dan mulai bisa berlari.

Gugatan Terhadap Fatwa Haram Bunga Bank (Best Seller)

Rumus ini begitu sangat sederhana, namun mengimplementasikannya sangatlah sulit, kesulitan itu saya kira karena kita memiliki kemampuan berpikir yang jauh lebih maju dari anak usia 5 tahun yang belajar naik sepeda. sepertinya semakin dewasa seseorang semakin dia berpikir untuk gagal semakin besar, semakin takut mencoba dan semakin takut gagal. mungkin itulah mengapa rumus sederhana diatas menjadi sangat susah implementasinya bagi orang orang dewasa.

Jika anda merasa tulisan ini bagus dan bermanfaat, tidakkah anda berpikir untuk membagikan tulisan ini kepada teman teman anda? saya rasa mereka juga akan mendapatkan manfaat serta menyukai tulisan ini, berbagi ilmu dan manfaat tentunya sebuah perbuatan terpuji dan amal jariyah.

Saya yakin anda pasti tertarik dengan buku buku yang kami tulis, beberapa buku yang kami tulis bisa dilihat disini -> Buku Buku Best Seller Kami

Comments

Post a Comment

Artikel Menarik Lainnya

Kumpulan Link Soal - Soal Latihan Nahwu & Balaghah

Ringkasan Ilmu Nahwu Lengkap

Tuhan Yang Hilang, Menggugat Kebijakan Tuhan..!!

Kumpulan Link Soal - Soal Mufrodat Buku Silsilah Azhar

Jawaban Tuduhan Tuduhan Negatif Seputar Tahlilan, Yasinan, dan Selamatan.

Selama Ini Kita Dibohongi Sekolah? Atau Dibodohi Agama?

Agama Lain Pernah Diapain Ajah Sama Islam?

Logical Fallacies, Mengenal Beberapa Kesalahan Berpikir

Bagaimana Cara Menulis Buku Kemudian Menerbitkannya ?

Antara Baikalsk, Irkutsk Rusia, & Bojonegoro