Kisah Pemerkosa Berdandan Wali, Yang Dipuja Seperti Nabi.

Oleh : Ahmad Budi Ahda

Dalam 35 tahun umur yang dititipkan Tuhan kepada saya, saya menyaksikan banyak pemerkosaan yang terjadi di depan mata tanpa bisa berbuat apa apa, baik saya maupun korban. Tidak sanggup protes karena sang pemerkosa berdandan wali yang diperlakukan masyarakat bagaikan nabi. Seolah olah tindakan pemerkosaannya adalah titah Tuhan yang tak bisa ditolak apalagi diberontak oleh korban apalagi saya rakyat jelata berkasta sudra.

SUPER PENTING : Sebelum saya lanjutkan saya tidak ingin anda melakukan logical fallacy of hasty generalization, saya tidak mau hanya karena saya bahas kebusukan suatu oknum lantas anda bepikir jika semua orang yang menjalankan profesi yang sama busuk semuanya!! tidak... tidak demikian.... orang orang tulus yang benar benar baik jauh lebih banyak....

Kisah pemerkosaan ini datang lembaga pendidikan, entah lembaga pendidikan negeri ataupun swasta, di lembaga pendidikan negeri tidak semua guru yang mengajar disana adalah guru berstatus ASN, ada banyak guru berstatus honorer dengan kejelasan tunjungan yang tidak lebih baik dari jatah monyet di kebun binatang, what the? Yes men.. saya menulis ini dengan sadar tanpa pengurangan dan tanpa me lebay lebay kan.... hahaha...

Bagaimana tidak? Setidaknya monyet di kebun binatang anggarannya dirapatkan dan dimusyawarahkan secara detail, jatahnya jelas dan pasti, sebulan berapa jumlah uang yang dianggarkan untuk perawatan, makan, kesehatan. Lha guru honorer.... wek wek wek wek..... gak usah dibahas lah.... terlalu mengenaskan.... bahkan salah satu media di kota saya pernah menulis tunjangan yang diberikan kepada guru honorer pantasnya disebut sebagai “uang sabun”, yak betul sodara sodara... hanya cukup buat beli sabun, beli bensin saja nggak cukup.

Pernah seorang kepala sekolah swasta bercerita kepada saya suatu ketika kelasnya kosong karena tidak ada yang mengajar, sang kepala sekolah lantas menelpon guru yang tega menelantarkan muridnya tersebut, apa jawab guru penelantar itu? “maaf pak, saya ndak punya uang untuk beli bensin” padahal beliau mengajar di sebuah lembaga daengan jumlah murid yang lebih dari 1000 siswa, hm.... yang dari biaya BOS pemerintah saja berapa tuh dapetnya.... kebetulan kepala sekolah swasta tadi tak punya banyak wewenang dalam menentukan gaji guru, karena posisi kepala sekolah swasta yang saya ceritakan ini ada di bawah ketua yayasan, yang dimana seluruh keuangan yayasan termasuk gaji guru diatur oleh ketua yayasan.

Bagaimana dengan Sekolah Negeri? Setali tiga uang!! Bahkan setali enam uang!! Sebuah ungkapan untuk menyatakan sama persis sis sis, hahaha.... beberapa sekolah negeri itu meskipun sudah dapat BOS dari pemerintah yang guru PNS nya digaji dari pemerintah pusat (sehingga gaji guru PNS gak diambil dari anggaran sekolah), sekolah sekolah tersebut banyak yang masih melakukan tarikan SPP dari siswa yang besarnya beragam, tentu pendapatan sekolah jadi lebih banyak... namun yang diberikan kepada guru honorernya sangat sangat jauh dari kata layak, jika dibandingkan dengan gaji pembantu rumah tangga, wuih… jauh gaes… gaji pembantu jauh lebih besar sampai hampir 2x bhkan 3x lipatnya  tergantung sekolah.

Padahal jikalau saja sekolah2 negeri tersebut mau memberikan gaji yang agak layak, ndak usah besar besar, setaraf UMR saja lah sebenarnya sekolah sekolah itu sangat sangat amat mampu bangeet, namun sekolah menolak itu dengan alasan yang hanya bisa dipahami oleh rumput bergoyang wek wek wek wek...

Ada juga sekolah swasta elit dengan SPP murid yang fantastis, apalagi biaya masuknya mengalahkan masuk universitas negeri ternama. Ternyata gaji gurunya hanya kisaran ratusan ribu sampai 1 juta rupiah!! bahkan pernah gurunya menghitung besaran yang didapat sekolah mulai dari uang pendaftaran, BOS dari pemerintah dan uang spp bulanan, hasilnya ternyata milyaran rupiah!! namun yang diberikan kepada guru sangat sangat jauh dari kata layak!!

Guru guru honorer inilah korban pemerkosaan yang saya maksud, bentuk pemerkosaan ini dilakukan oleh pihak sekolah lebih tepatnya adalah ketua yayasan, yang memiliki kewenangan dalam mengatur keuangan, yang masya Allahnya ketua yayasan ini banyak yang menyandang gelar kiyai memiliki segudang penghormatan dari masyarakat dengan segala kebesarannya, Titahnya bagaikan kalam ilahi yang harus menapak bumi dan ditaati. 

Adapun pada sekolah negeri oknum pemerkosanya adalah jajaran pembuat kebijakan mulai dari kepala sekolah sampai petinggi petinggi dinas pendidikan. (waduh habis ini saya bakal di demo ini wekwekwekwek) raurus, loss dol Hahahaha….

Kembali kepada pembukaan di tulisan ini, saya nggak mau anda melakukan logical fallacy of hasty generalization, saya nggak mau anda berpikir bahwa semua kepala sekolah negeri dan semua ketua yayasan adalah pemerkosa seluruhnya, TIDAK TIDAK DEMIKIAN!! 

Banyak yayasan yang memberikan gaji layak kepada guru gurunya, bahkan guru gurunya sejahtera bahagia sentosa, begitu pula untuk sekolah negeri juga pernah saya dengar cerita jika sekolah tersebut menggaji guru dengan layak, memang gaji pokoknya disamakan dengan gaji honorer yang hanya berapa ratus ribu itu, namun untuk tunjangan dan honor lain jika dijumlahkan sama dengan yang diterima oleh guru PNS.

Atau ada juga sekolah yang memang biaya operasionalnya sangat minim, tidak menarik SPP dari peserta didik dan hanya mengandalkan BOS dari pemerintah sedangkan jumlah siswanya tidak seberapa sehingga BOS yang diterima juga sedikit, yayasan seperti ini memang memberikan insentif sedikit kepada guru bukan karena ketua yayasannya pemerkosa, namun karena keadaan yang memaksa demikian.


Comments

Artikel Menarik Lainnya

Kumpulan Link Soal - Soal Latihan Nahwu & Balaghah

Ringkasan Ilmu Nahwu Lengkap

Tuhan Yang Hilang, Menggugat Kebijakan Tuhan..!!

Kumpulan Link Soal - Soal Mufrodat Buku Silsilah Azhar

Jawaban Tuduhan Tuduhan Negatif Seputar Tahlilan, Yasinan, dan Selamatan.

Selama Ini Kita Dibohongi Sekolah? Atau Dibodohi Agama?

Agama Lain Pernah Diapain Ajah Sama Islam?

Logical Fallacies, Mengenal Beberapa Kesalahan Berpikir

Bagaimana Cara Menulis Buku Kemudian Menerbitkannya ?

Antara Baikalsk, Irkutsk Rusia, & Bojonegoro