Mengurai Kerancuan Berpikir Atheist
Oleh : Ahmad Budi Ahda
Point 1
Salah satu kaidah (rumus) pokok yang dijadikan pegangan atheis adalah : sesuatu dianggap ADA jika sesuatu tersebut bisa diamati, bisa dianalisa, dan kemudian bisa disimpulkan.
Jika sesuatu tersebut tidak bisa diamati, tidak bisa dianalisa maka sesuatu tersebut tidak bisa disimpulkan, karena tidak bisa disimpulkan maka sesuatu tersebut dianggap TIDAK ADA.
Itulah alasan mengapa menurut atheis Tuhan itu Tidak ada, karena Tuhan itu adalah sesuatu yang tidak bisa diamati, tidak bisa dianalisa, tidak bisa disimpulkan, maka dianggap TIDAK ADA, bukan hanya Tuhan saja, tapi seluruh “samiyyat” seperti surga, neraka, hari perhitungan, jin, malaikat, dsb.
Point 2
Ular tidak memiliki otak serumit otak manusia, tidak banyak kemampuan kognitif yang bisa diproses oleh otak reptil, reptil tidak bisa memproses sesuatu yang bernama cinta, benci, baik, buruk, jahat, ramah, otak reptil hanya mampu memproses insting dasar makhluk hidup, yaitu insting bertahan hidup, menyerang apabila diganggu, tidak memiliki logika yang kompleks seperti manusia.
Jangan pernah mencoba menjelaskan minyak goreng yang langka kepada reptil, atau menejaskan nikmatnya cokelat hadiah dari yayankmu itu, menjelaskan kejahatan yang telah diperbuat olehnya, minyak goreng, cokelat, kebaikan dan kejahatan adalah sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh reptil, tidak bisa diamati oleh reptil, tidak bisa dianalisa oleh reptil, lantas apakah minyak goreng, cokelat, kebaikan dan kejahatan yang hanya karena reptil tak mampu memprosesnya dianggap TIDAK ADA?
Point 3
Kita semua tahu bahwa seluruh kemampuan indera kita yang 5 itu diproses di otak, kita juga tahu bahwa kemampuan indera kita terbatas, itu artinya otak kita yang bertugas memproses kinerja indera ini JUGA TERBATAS
Manusia tidak mampu mendengar bunyi dibawah 20 hz dan diatas 20.000 hz, manusia tidak mampu mencium bau ketekmu yang bauk itu dalam radius 300 meter, mata manusia tidak mampu melihat apa yang ada di dalam tembok, dsb. Segala keterbatasan ini menegaskan bahwa OTAK MANUSIA TERBATAS,
Jika otak manusia terbatas, maka secara tidak langsung kemampuan kognitif manusia juga terbatas, ada hal hal yang memang tidak bisa diproses dan dicerna serta tak terjangkau oleh otak manusia, nah hal hal yang tak mampu dijangkau oleh otak manusia ini apakah dianggap tidak ada hanya karena otak manusia tak mampu menjangkaunya?
Point 4
berdasarkan 3 fakta point diatas semestinya atheis tidak layak mengatakan Tuhan dan segala hal ghaib itu TIDAK ADA hanya karena tidak bisa diamati, tidak bisa dianalisa dan tidak bisa disimpulkan, karena berdasarkan 3 point diatas kita semua paham bahwa kemampuan otak mausia terbatas, hanya karena tidak bisa diamati, tidak bisa dianalisa dan tidak bisa disimpulkan, bukan berarti TIDAK ADA, karena bisa jadi sesuatu tersebut ADA namun otak manusia tak mampu menjangkaunya
Point 5
Berdasarkan 4 point diatas, jika mau jujur atheis kurang pantas mengatakan Tuhan tidak ada, pantasnya dan LOGISNYA atheis mengatakan TIDAK TAHU!! Karena saya yakin atheis itu paham ada suatu hal yang memang TIDAK AKAN PERNAH BISA DIPAHAMI OLEH MANUSIA karena keterbatasan indera dan kemampuan otak, lha ini ngapain secara lantang memilih ungkapan TIDAK ADA, seraya menolak ungkapan yang mestinya lebih pantas dari itu yaitu TIDAK TAHU?
Point 6
Dari 5 point diatas kita paham bahwa LOGISNYA, mengenai keberadaan Tuhan ungkapan yang tepat adalah TIDAK TAHU bukannya TIDAK ADA!! Nah keterbatasan otak ini disempurnakan dengan kemampuan spiritualitas, yang jadi masalah kemampuan spiritualitas ini tidak bisa diteorikan, hanya bisa dipraktikkan dan hasilnya dirasakan sendiri
setelah seseorang sadar akan keTIDAK TAHUannya, jika "si tidak tahu" ini menyelami spiritualitas yang lebih dalam, niscaya dia akan menemukan sesuatu yang tidak ada padanannya dalam bahasa manusia, sesuatu yang sama sekali berbeda dari sebutan ADA dan TIADA.
Disebut ADA juga kurang tepat, disebut TIADA juga kurang tepat, karena ADA dan TIADA itu adalah sifat makhluk, sementara Tuhan berbeda dengan makhluk.
Namun supaya lebih mudah dipahami, kata ADA dirasa lebih tepat untuk mendeskripsikan sesuatu yang memang tak akan pernah terdeskripsikan, yaitu Tuhan.
Comments
Post a Comment